GAYA HIDUP REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Memasuki
era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses
informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik, media
ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan
manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di
dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat
tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing. Setiap
individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang
lebih canggih dan praktis. Dalam hal ini mengakibatkan kecenderungan yang
berlebihan dan dapat menimbulkan ketergantungan pada setiap individu bahkan
dapat mempengaruhi gaya hidup dalam masyarakat. Remaja sebagai individu yang
masih bersifat labil lebih mudah terpengaruh dengan segala sesuatu yang muncul
di masyarakat seperti teknologi. Teknologi yang membawa dampak negatif cenderung
menyerang kaum remaja. Hal ini lah yang menjadi kekhawatiran masyarakat bahkan
pemerintah sekalipun karena bagaimanapun juga remaja adalah generasi muda yang
akan menjadi penerus dari generasi-generasi sesudahnya.
1.2 Tujuan
1. Mengubah pola
pikir remaja agar menjadi generasi yang bermoral dan berbudaya
2. Mengajak para
remaja untuk selalu waspada pada hal-hal baru yan terima
3. Menginformasikan
kepada remaja tentang dampak yang timbul dari gaya hidup bebas
1.3 Rumusan
Masalah
Dimana
norma-norma agama dan budaya remaja Indonesia saat ini?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pergaulan Bebas Pemicu Kehamilan di Usia
Remaja
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja
sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo"
yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan".
Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin
mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada
yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang
menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari
kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan
remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu
sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri
seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan
bertambahnya usia seseorang, organ reproduksi pun mengalami perkembangan dan pada
akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan
perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus
media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh
terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu
masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan
organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja
diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia
sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua
pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada
siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan
sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah.
Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan
cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika
karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja
adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah
kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka
namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani
sumber-sumber kesejahteraan. Maka tidak mengherankan, jika berdasarkan
hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan
Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
- Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan.
- Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan
aborsi.
- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan
aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka
menonton film porno.
Beginikah remaja Indonesia?
Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya
pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga
diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau
impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk
mendapatkan kebebasan. Hal tersebut mendorong tingginya angka kematian bayi di
Indonesia karena aborsi.
2.2 Aborsi berisiko, Benarkah?
Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau
membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara
alamiah). Abortus terbagi dua;
1. Pertama, Abortus
spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja.
penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang
berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.
2. Kedua, Abortus
provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah
bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan
sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran
janin tersebut.
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan
terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika
dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang “. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi
setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita
yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan
gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian
Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang
wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki
resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik,
tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang
wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk
dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada
remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau
berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil
dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang
tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak.
Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum
tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
BAB
III
PENUTUPAN
3.4 Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Moral dan gaya hidup remaja Indonesia di era globalisasi ini dapat di simpulkan bahwa telah mengalami kerusakan dan sangat perlu diperbaiki. Sebab kalau tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan semakin memprihatinkan.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing-masing remaja untuk dapat mengubah dan memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri kita sendiri, maka prilaku kita dapat diperbaiki tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sehingga hasilnya pasti akan lebih memuaskan dan IngsyaAllah nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan lebih makmur dan sejahtera karena dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kepribadian dan moral yang baik.
2. Saran
Untuk para remaja agar memperkuat iman agar tidak
mudah terpengaruh, karena remaja adalah penerus bangsa yang bisa diharapkan dan
untuk para orang tua agar selalu menasehatin dan juga mengkontrol anaknya agar
tetap dijalan yang benar
DAFTAR PUSTAKA
http://bayanialmost.blogspot.com/2014/04/makalah-gaya-hidup-remaja-di-era.html