PENGARUH STATUS SOSIAL
DAN KELAS SOSIAL TERHADAP PRILAKU KONSUMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem kelas dan
status sosial ada di dalam setiap negara di dunia. Di Inggris dan negara-negara
lain di Eropa, konsep tersebut begitu penting untuk memahami prilaku konsumen.
Merek dan toko juga mempunyai urutan kedudukan. Konsumen percaya satu merek lebih
tinggi atau lebih rendah dari merek yang lain, dan bahwa beberapa toko lebih
cocok untuk orang yang lebih tinggi dalam status sosial dibandingkan toko yang
lain.
Merek dan toko
berusaha menegakkan suatu posisi atau lokasi di dalam pikiran/benak pelanggan
yang konsisten dengan nilai dan kepercayaan dari satu strata sosial atau
lainnya. Sttratifikasi menurut konsumen tentang merek dan toko
menghasilkan konsistensi kognitif di antara berbagai sifat dan persepsi
konsumen mengenai posisi sosial mereka sendiri. Ini memungkinkan pelanggan
berkata “merek (atau toko) ini adalah untuk saya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERBEDAAN ANTARA
KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL
2.1.1. Kelas Sosial
Istilah kelas seperti
yang telah terjadi dalam bidang sosiologi tidak selalu mempunyai
arti yang sama, walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok
dalam masyarakat. Dengan demikian, pengertian kelas adalah suatu lapisan tanpa
membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan, atau dasar
lainnya. Adapun yang menggunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang
berdasarkan atas unsur ekonomi, sedangkan lapisan yang berdasarkan atau
kehormatan dinamakan kedudukan.
Kelas
sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang
berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi
ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu
lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas
sosial didefinisikan pula sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara
relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai
status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya
disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang
tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota
kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah
dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para
konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh
anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para
konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa
produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap
kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap,
kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas
dari anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens
kelas sosial yang lebih rendah.
2.1.2. Status
Sosial
Kadang-kadang
dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dan kedudukan sosial (sosial
status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Kedudukan sosial diartikan sebagai tempat seseorang, secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara abstrak,
kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian,
seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang
biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut
menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.
Masyarakat pada
umumnya membedakan status sosial menjadi 3 macam :
1. Ascribed Status
Kedudukan seseorang
dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan
tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan
ialah bangsawan pula.
2. Achieved Status
Kedudukan yang dicapai
oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat
terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar
serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa menjadi seorang hakim
atau tentara, semua itu tergantung apakah yang bersangkutan mampu menjalani
syarat-syarat tersebut atau tidak.
3. Assigned Status
Lebih ditekankan
kepada orang yang berjasa yang diberi kedudukan yang tinggi. Kedudukan
seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan
sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu dalam sosiologi yang dinamakan
prestise simbol (status simbol). Ciri-ciri yang dianggap sebagai status simbol,
misalnya cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih
tempat tinggal cara dan corak mengisi rumah kediaman dan seterusnya.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa kelas sosial biasanya menggunakan ukuran ekonomi dan merupakan suatu
kumpulan masyarakat, sedangkan status sosial biasanya menggunakan ukuran kehormatan
dan merupakan suatu pribadi.
2.2. SOCIAL MOBILITY
DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP PASAR
Mobilitas adalah suatu
gerak dalam struktur sosial,yaitu pola tertentu yang mengatur suatu
organisasi suatu kelompok sosial.
Tipe gerak sosial ada
2,yaitu;
Ø Gerak sosial vertikal
Gerak sosial vertikal
adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial
ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam,yaitu;
A. Gerak sosial vertikal naik
Terdapat dua bentuk
utam,yaitu;
· Masuknya
individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
· Pembentukan
suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi
B. Gerak sosial vertikal turun
Terdapat dua bentu
utama,yaitu;
· Turunnya
keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
· Turunnya
derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai suatu
kesatuan
Ø Gerak Sosial Horizontal
Gerak sosial
horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.
2.2.1. Pengaruh Mobilitas Sosial terhadap Pasar
Mobilitas sosial
sendiri memiliki arti yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status sosial
antara seseorang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli. Apabila
mobilitas sosial seseorang lebih tinggi maka secara otomatis orang
tersebut akan mempunyai prilaku pembelian yang lebih konsumtif, dan begitu
sebaliknya jika seseorang berada pada tingkat moilitas sosial yang rendah, maka
orang tersebut tingkat konsumsinya akan mengalami penurunan.
Kasus tersebut sesuai
dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham H Maslow,yaitu Teori Kebutuhan
Maslow.
2.2.2. Karakteristik
Tujuh Kelas Sosial Versi Amerika
a. Kelas Atas Tinggi
Elite sosial yang
hidup dari kekayaan warisan dan mempunyai latar belakang keluarga terkenal.
Mereka memberikan sumbangan dalam jumlah besar, memengaruhi lebih dari satu
rumah, pesta, dan lain-lain.
b. Kelas Atas Bawah
Memengaruhi
penghasilan tinggi atau kekayaan lewat kemampuan yang luar biasa dalam profesi
atau bisnis. Mereka cenderung aktif dalam kegiatan sosial dan sipil, serta
membeli sendiri dan anak-anak mereka simbol seperti mobil mahal, dan rumah.
c. Kelas Menengah Atas
Tidak memiliki status
keluarga, maupun kekayaan, mereka terutama memikirkan “karier”.
Mereka memperoleh posisi sebagai profesional, manajer perusahaan, dan pengusaha
independen. Mereka mengandalkan pendidikan, keterampilan profesional, dan
administratif.
d. Kelas Menengah
Terdiri dari pekerja
kantor dan pihak yang memperoleh gaji rata-rata untuk mengikuti arus mode,
mereka sering sekali membeli produk yang populer. Mereka tidak ragu
membelanjakan lebih banyak uang untuk pengalaman bagi anak-anaknya dan
membimbing mereka menuju pendidikan tinggi.
e. Kelas Pekerja
Terdiri darri mereka
yang menjadi panutan, berapa pun pendapatan mereka, apa pun latarbelakang
pendidikannya, ataupun pekerjaannya.
f. Kelas Bawah Tinggi
Kelas bawah tinggi itu
bekerja, walaupun standar kehidupan mereka hanya sedikit di atas garis
kemiskinan. Mereka melakukan tugas tidak membutuhkan keterampilan dengan upah
yang amat rendah walaupun mereka berusaha untuk pindah ke kelas yang lebih
tinggi.
g. Kelas Bawah Rendah
Kelas bawah rendah
hidup tergantung pada tunjangan sosial, kemiskinan tampak nyata dan biasanya
mereka menganggur.
2.3. KLASIFIKASI GEODEMOGRAFI DAN MANFAATNYA BAGI PEMASAR
Di Indonesia merupakan
Negara yang memiliki jumlah penduduk yang lebih padat (±235.000.000 menurut
sensus penduduk tahun 2010) dimna sebagian besar penduduknya (65%)
mendiami pulau jawa dan Madura yang memerlukan banyak barang-barang yang harus
dapat dipenuhi oleh pemasaran. Tetapi di sampan g kenyataan ini para pemasar
juaga perlu memahami bahwa Indonesia tersekmentasi dalam berbagai kelas-kelas
dan status social, dimana para pemasar harus terlebih dahulu melakukan
pemangsaan pasar sebelum terjun kepasar.
Segmentasi pasar
merupakan tindakan membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pasar yang
berbeda yang diperkirakan membutuhkan produk. Dalam hal ini perusahaan
mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk membagi pasar menjadi
segmen-segmen, mengembangkan segmen pasar yang menguntungkan dan mengevakuasi
daya tariknya.
2.3.1. Segmentasi
Geodemografis
Jenis segmentasi
gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan
satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan
kebiasaan konsumsi yang sama. Demografi adalah telaah mengenai populasi manusia
dalam arti jumlah, kerapatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, dan jenis
pekerjaan. Lingkungan demografis sangat diperhatikan oleh pemasar karena
melibatkan manusia dan manusialah yang membentuk pasar. Variabel demografis
terdiri atas karakteristik seperti usia, penghasilan dan etnis.
Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik
demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis.perusahaan riset
pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau Clusering yang
mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.
2.3.2. Penetapan
Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata geodemografis
adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan
targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic
targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya
bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam
demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang
menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau cluster, dimana
terdapat orang-orang dengan karakteristik demografis serta gaya
hidup yang sama.
2.4. PEMASARAN UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL
2.4.1. Pemangsaan
Pasar (Market Segmentation)
Kelas sosial kerap
diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok
pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk
mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan
pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah
berikut:
1.
Identifikasi pemakaian
kelas social dari produk.
2.
Perbandingan variabel
kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
3.
Deskripsi
karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
4.
Perkembangan program
pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada
konsistensi dengan sifat kelas social.
Pangsa pasar kelas sosial dapat dideskripsikan dengan 2 jenis
variabel:
Ø Informasi profil umum
Ø Informasi spesifik produk
2.4.2. Pengenalan
Kebutuhan Dan Kriteria Evaluasi
Adapun kriteria untuk
mengevaluasi produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yaitu:
a.
Busana
Jenis, kualitas dan
gaya busana yang dikenalkan seseorang erat berhubungan dengan kelas sosial
orang bersangkutan, seperti dideskripsikan dengan gamblang didalam konsumen.
Minat besar akan mode biasanya didapatkan di dalam kelas sosial atas, walaupun
minat yang tinggi mungkin didapatkan di antara semua kelas sosial.
Busana berfungsi juga
sebagaisimbol perbedaan kelas karena visibilitasnya yang tinggi. Ketika remaja
putri minta mendeskripsikan karakteristik gadis yang popular, maka respon yang
paling kerap di berikan adalah “berbusana baik” yaitu dihubungkan dengan
karakteristik kelas sosial.
b.
Perabotan Rumah
Kriteria yang
digunakan oleh keluarga untuk melengkapi sebuah rumah dengan perabot
berhubungan erat dengan kelas sosial. Laumann dan House mengamati secara cermat
isi dan karakteristik dari sebuah ruang duduk, Responden modern umumnya
bersikap mobile ke atas, didalam generasi ini mereka kerap merupakan orang kaya
baru. Orang kaya tersebut mungkin mempunyai kebutuhan kuat untuk mengabsahkan
status yang baru mereka dapatkan. Namun, mereka mungkin belum diterima secara
sosial oleh kelas atas tradisional, maka berpaling pada konsumsi yang mencolok
atau pamer produk yang merupakan simbol dari kedudukan mereka.
c.
Waktu Senggang
Pemakaian terbanyak
dari fasilitas waktu senggang komersial dan fasilitas publik yaitu kelas
menengah, karena kelas atas kerap mempunyai fasilitas mereka sendiri dan kelas
bawah kerap tidak mampu menggunakan atau tidak mempunyai kecendrungan untuk
berpartisipasi di dalamnya.
Kepala eksekutip
perusahaan besar mungkin mempunyai sedikit waktu untuk kegiatan senggang karena
jam kerja mereka yang panjang. Namun kebanyakan manajer senior menikmati
pengajaran waktu senggang secara harian. Banyak yang mengambil bagian dalam
olah raga rekreasi, yang lain melukis, bermain alat musik, memotret alam, dan
keluarga dan lain-lain.
d.
Kartu Kredit
Penerimaan dan
pemakaian kartu kredit tampaknya berhubungan hingga jangkauan tertentu dengan
kelas sosial . slocum dan Mathews menyimpulkan bahwa kelas bawah lebih suka
menggunakan kartu kredit untuk barang tahan lamadan barang keperluan (perkakas,
perabot dan busana).berlawanan dengan kelas menengah, yang menggunakanya untuk
hal-hal yang mewah ( perjalanan, barang dan restoran).
2.4.3. Proses
Pencarian
Jumlah dan jenis
pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial
terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung
dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban
yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn
kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen
kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan
secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin
tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.
2.4.4. Bahan
Sosial
Pola bahasa individual
berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Didalam seperangkat exsperimen,
kelas sosial responden lebih dahulu diukur sebelum mereka diminta untuk membuat
rekaman, fabel, selama 40 detik. Perekaman singkat ini diputar untuk kelompok
y7yang terdidri dari 15-30 mahasiswa perguruan tinggi daerah yang berfungsi
sebagai hakim. Penilaian rata-rata nilai sosial oleh hakim-hakim ini
berkorelasi 0,80 dengan kelas sosial para pembicara.
Pentingnya bahasa
dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil
mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang,,
eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.iklan mobil kelas
bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar
ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa
jalanan.
2.4.5. Proses
Pembelian
Status sosial
mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang
dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di
mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam
lingkungan tempat tinggal.
Konsumen kelas
menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam berbelanja.Mereka
akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan akan menelajahi
sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko yang memberikan
potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena mereka
cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka.Pada tahun – tahun
awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi
atau merk desainer,,tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan
pengaruh informasi meluas.
2.4.6. Metode
Penelitian Pemasaran Untuk Mengukur Kelas Sosial
Para peneliti
pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan
hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode objektif
memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari
variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan
pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.
Nilai – nilai yang di
tetapkan dalam satu dri dua cara.Satu metode menggu nakan survei terhadap orang
yang diminta untuk meningkatkanprestise orang – orang dalam berbagai
pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti
peningkatan pendidikan rata –rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.
2.4.7. Metode
Pengukuran dan Pendiskripsian Kelas Sosial
Adapun metode
penelitian kelas sosial berdasarkan pendekatan objektif.melibatkan variabel
kuantitatif dari ukuran status sosio ekonomi seperti pekerjaan, pendidikan dan
pendapatan.
Pekerjaan
Ketika orang – orang
asing bertemu, pertanyaan yang kerap di ajukan yaitu”apa pekerjaan
anda?”Pertanyaan ini memberi petunjuk yang baik mengenai kelas sosial individu
yang bersangkutan.
Metode reputasi
(reputational method)melibatkan pengajuan pertanyaan pada orang orang
untuk menentukan peringkat sosial atau prestise orang lain.Metode reputasi di
kembangkan oleh Lloyd Warner(di kutip oleh Shiffman & Kanuk,2006),,seorang
pelopor dalam studi kelas sosial di AS.Karya ini di perluas Burleigh Gardner
dan rekan – rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead.
Studi – studi ini juga
mencakupi asosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dan sifat
kontak pribadi dari orang yang di dalam hubungan mereka yang informal.Studi ini
juga di sebut studi partispasi evaluatif karena para peneliti tidak hanya
menggunakan data yang mereka kumpulkan dari responden,tetapi juga observasi
pribadi para peneliti yang di peroleh dengan tinggal di dalam komunitas
bersangkutan dan dari partispasi di dalm jaringan informal dan organisasi
formal komunitas yang bersangkutan.
2.4.8. Indeks
Variable Tunggal Untuk Mengukur Kelas Sosial
Pekerjaan di gunakan
di dalam penelitian konsumen dengan meminta responden menuliskan pekeraan
mereka yang ektrak,yang belakangan dapat di beri kode secara numeris menurut
kelas sosialnya atau nilai statusnya. Nilai nilai ini di tetapkan
satu dari dua cara.Satu metode menggunakan survei terhadap orang yang di minta
untuk memeringkat prestise orang – orang dalam berbagai pekeraan atau
memeringkat pekerjaan itu sendiri. Metode kedua menggunakan ukuran objektif
seperti pemeringkat tingkat pendidikan ratta – rata atau pendapatan kelompok
pekerjaan.
2.4.9. Indeks
Item Ganda
Indeks ganda
menghubungkan beberapa indikator kelas sosial ke dalam sattu indeks yang
memberikan ukuran status sosial yang lebih kaya.Dengan menggunakan skor status
pekerjaan Nam dan Powers,suatu skor tambahan yang di tambahkan baik untuk
kategori pendidikan maupun tingkat pendapatan responden.
Skor ini di dasarkan
pada data sensus dan dapat di perbaharui untik merefleksikan kenaikan inflasi
pada pendapatan. Ketiga skor (pekerjaan, pendidikan, pendapatan) kemudian di
ringkas dan di bagi dengan angka 3 untuk memberikan skor SES item ganda.Ini
memberikan skor kelas sosial yang numeris yang mudah di gunakan yang kemudian
dapat di hubungkan dengan pembelian produk ,prefferensi merk,pengelolaan
media,atau variabel lain yang menarik untuk peneliti pemasaran.
BAB III
PENUTUP
2.5. Kesimpulan
Pengaruh kelas dan social
dimanfaatkan untuk mengetahui kebutuhan di setiap kelas yang berbeda beda dan
faktor kelas dan social sangat mempengaruhi kebutuhan atau perilaku konsumen
masing masing
Sumber : http://muslimah2792.blogspot.com/2013/06/pengaruh-status-sosial-dan-kelas-sosial.html