PENGARUH SITUASI TERHADAP PRILAKU KONSUMEN
BAB I
Latar Belakang
Seorang konsumen dalam melakukan konsumsi barang kebanyakan
dipengarui oleh beberapa hal, namun salah satunya yang cenderung mempengarui
konsumen untuk mengkonsumsi barang secara tiba-tiba adalah dipengarui oleh
situasi disekitar. Situasi dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli
suatu produk atau barang. Terjadinya pembelian yang tidak direncanakan pernah
dilakukan oleh siapa saja terutama pada waktu berbelanja di toko-toko pengecer.
Sekarang ini banyak sekali toko-toko, pengecer, supermarket, mall dan lain-lain
bermunculan menawarkan barang kebutuhan kepada konsumen. Sengitnya tingkat
persaingan di antara supermarket, toko, pengecer, mall dan lain-lain menuntut
setiap penjual berusaha menawarkan berbagai rangsangan yang mampu menarik minat
konsumen untuk melakukan pembelian.
Untuk itu situasi pembelian terutama lingkungan fisik seperti
warna, suara, cahaya, cuaca, dan pengaturan ruang perlu diperhatikan penjual,
karena adanya lingkungan fisik yang menarik diharapkan mampu menarik konsumen
untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Begitu pula
dengan ketersediaan waktu yang dimiliki konsumen, karena konsumen yang
mempunyai waktu terbatas akan terbatas pula mencari dan mengolah informasi yang
ada dalam toko sehingga konsumen hanya melakukan pembelian yang direncanakan
saja, sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan
pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat
memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun
pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya (keterlibatan) pada
produk yang akan dibeli.
BAB II
Pembahasan
Belk (1975) mengemukakan lima karakteristik pengaruh situasional
yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, yaitu: pertama, physical
surrounding (lingkungan fisik) merupakan fitur situasi yang paling
terlihat. Lingkungan fisik ini meliputi lokasi geografis dan institusional,
dekorasi, suara, aroma, pencahayaan, cuaca, serta konfigurasi barang dagangan
atau material lain yang berada di sekeliling rangsangan produk. Kedua, social
surrounding (lingkungan sosial) merupakan individu yang hadir selama
proses konsumsi, yang meliputi faktor-faktor seperti: kehadiran orang lain,
karakteristik orang-orang yang hadir pada situasi tersebut, peranan nyata
orang-orang yang hadir, dan interaksi interpersonal.
Ketiga, temporal perspective (pespektif waktu)
merupakan dimensi situasi yang dapat dispesifikasikan kedalam unit waktu dari
situasi, misal kejadian tertentu ketika perilaku pembelian terjadi (hari,
bulan, musim). Waktu juga dapat diukur secara relatif pada kejadian di masa
lalu atau di masa mendatang, misal waktu ketika pembelian terakhir. Keempat, task
definition (definisi tugas) merupakan alasan mengapa aktivitas
konsumsi oleh konsumen berlangsung, dan dapat dikatakan sebagai tujuan atau
sasaran yang dimiliki konsumen dalam situasi tertentu. Dengan kata lain. dapat
juga dikatakan bahwa hal ini merupakan maksud atau prasyarat untuk memilih,
berbelanja atau mendapatkan informasi mengenai pembelian umum atau spesifik.
Kelima, antecendent state (pernyataan anteseden) merupakan perasaan
(mood) sementara, seperti rasa cemas atau gembira atau kondisi yang
dibawa konsumen ke dalam situasi, seperti kondisi pada saat memegang uang
tunai.
2.1 Tipe Situasi Konsumen
Situasi Konsumen
Pengertian situasi
Faktor situasional adalah kondisi sesaat
yang muncul pada tempat dan waktu tertentu. Kemunculanya terpisah dari diri
produk maupun konsumen ( Asseal , 1998 ). Sedangkan menurut belik ( 1975 ) ,
mendifinisikan situasi sebagai semua faktor yang utama terhadap tmpat dan
situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang ( intra individu ) dan
stimulasi ( alternative pilihan ) dan memiliki bukti dan pengaruh sistimatis
pada prilaku saat itu .
Lain halnya dengan wilkie ( 1990 ) .
pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yg tidak berasal dari dalam diri
seseorang atau berasal dari produk atau merek yang di pasarkan , penelitian
telah menemukan bahwa faktor situasional mempengaruhi pilihan konsumen dengan
mengubah kemungkinan pemilihan berbagai alternative ( kolm,Monroe,dan Glazer,
1987, dalam titus dan Ernett, 1996 ) .
Faktor – faktor Situasi
Konsumen
Pengaruh situasional dalam konsumen adalah
faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas
konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti :
a. Melibatkan waktu dan tempat dalam mana
aktifitas konsumen terjadi ,
b. Mempengaruhi tindakan konsumen sperti
prilaku pembelian , dan
c. Tidak termasuk karakteristik
personal yang berlaku dalam jangka panjang .
Stuasi konsumen relative merupakan kejadian
jangka pendek dan harus dibedakan dengan lingkungan makro atau faktor-faktor
personal yang memiliki jangka waktu lama .
Jenis Situasi Konsumen
Menurut Asseal ( 1998 ) , terdapat tiga
jenis situasi berkaitan dengan pemasaran yaitu : situasi konsumsi , situasi
pembelian , dan situasi komunikasi .
1. Situasi Konsumsi / Pemakai
Jenis selebihnya dari situasi konsumen
adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi.
Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi
konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara
fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.
2. Situasi Pembelian
Situasi pembelian merupakan situasi yang
mempengaruhi keputusan konsumen. Situasi ini dapat dipengaruhi oleh strategi
pemasaran dengan mendesain lingkungan di dalam toko. Situasi ini dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu: pertama, situasi di lingkungan toko berkaitan dengan tata
letak barang di rak, suasana ramai di dalam toko, ketersediaan produk,
perubahan harga, dan pelayanan pramuniaga (Rohman, 1994). Kedua, situasi
pembelian yang berkaitan dengan tujuan. Situasi ini menyangkut tujuan konsumen
dalam berbelanja barang-barang yang akan dikonsumsi, misal konsumen membeli
barang untuk hadiah atau dirinya sendiri, berbelanja bersama keluarga dan teman
atau berbelanja sendiri. Ketiga, situasi pembelian berkaitan dengan mood,
misal perasaan gembira atau sedih. Situasi ini sulit diantisipasi oleh pemasar.
Ketiga, situasi komunikasi merupakan setting dimana konsumen
tidak menyembunyikan informasi terhadap orang lain. Situasi ini berkaitan
dengan perspektif waktu, ditunjukkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh
konsumen. Situasi
ini dapat terjadi dari orang ke orang atau impersonal misalnya
dari iklan atau informasi di dalam toko.
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana
konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama
pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam
kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan akan
merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda
dan jajanan dibioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat diwujudkan
diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa bentuk utama
dideskripsikan berikut ini.
a. Lingkungan informasi mengacu pada
keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi
konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari
perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk pengambilan
keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang
utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara dimana
informasi disajikan dan diorganisasikan.
b. Kesediaan informasi sangat penting.
Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai
beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan
keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan
konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
c. Beban informasi dari lingkungan pilihan
ditentukan oleh jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat peralternatif,
kenaikan dalam jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah keputusan yang
digunakan konsumen selama mengambil keputusan.
d. Format informasi yaitu cara dimana
informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi perilaku konsumen.
Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada
bagaimana informasi itu disusun.
e. Bentuk informasi adalah penilaian produk
numeris, memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah perbedaan
diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung
membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek
disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
f. Lingkungan eceran adalah sifat fisik
dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai store atmospherics, sangat
menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan
banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar kendali. Kedua, pengaruh ini
dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang benar didalam toko.
g. Musik adalah konsumen akan merasa nyaman
jika membeli dengan adanya musik karena membuat semangat para pembeli semakin
meningkat. Dan banyak yang dating untuk kembalinlagi ke toko mereka.
h. Tata ruang dan lokasi didalam toko dapat
digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan
produk.
i. Warna adalah sumber pengaruh yang
potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat, seperti
merah dan kuning, tampak lebih efektif pada orang yang menarik fisik,
dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk seperti hijau dan biru.
j. Bahan POP ( point-of-purchase ) atau
bahan di tempat penjualan dapt berfungsi sebagai stimulus yang sangat kuat. Peragaan
dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan menarik perhatian konsumen.
k. Wiraniaga adalalah potensi untuk
memperngaruhi konsumen selama berbelanja dapat dipengaruhi secara kuat oleh
staf garis depan pengecer.
l. Kesesakan adalah aspek luar dari latar
eceran yang mungkin memperngaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan
yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja didalam
toko.
m. Pengaruh waktu adalah dimana situasi ini
berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.
3. Situasi Komunikasi
Situasi konsumsi merupakan salah satu
situasi yang mana konsumen menggunakan merek atau kelompok produk tertentu.
Pemasar harus mengidentifikasikan situasi konsumsi yang relevan terhadap
kategori produk. Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana
konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi
pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan
orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan
dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi
yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial
dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi
itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk
komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap
mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah
karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang
potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula timbul
dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
2.2 Interaksi Individu
dengan Situasi
Situasi konsumen meningkat bila selang
waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan
berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat
makan mereka
yang terkhir
bergantung
kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
Memahami serta menganalisis pengaruh
situasi dalam proses pembelian barang , banyak dan konsumen yang di pengaruhi
oleh variasi dari situasi lain yang sesuai dengan keadaan mereka saat itu.
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang
nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini
menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk
membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen
untuk membeli.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu.
Konsumen dengan gaya hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian
khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap
keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap
mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
2.3 Pengaruh Situasi Tak Terduga
Bagaimana seseorang mengerti akan potensi
dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan
yang didasarkan pada maksud pembelian , yang tadinya dia tidak mau embeli
barang tapi karena suatu hal jadi membeli barang tersebut .
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen tearget mengenai
maksud pembelian mereka untuk meramalkan permintaan produk pada masa dating.
Walaupun maksud pembelian dapat bersifat prediktif mengenai perilaku masa
dating, satu ancaman besar terhadap daya persfektif mereka adalah gangguan yang
disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh. Seorang
konsumen mungkinsepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang
tertentu
selama kunjungan
yang
berikutnya ketoko makanan.
Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak
terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada merek lain dengan
kualitassama dijual disana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat
untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak
diantisipasikan ( misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk
orang tuanya yang suka minum kopi ).
Dari persfektif pemasaran, pokok penting
disini secara sederhana bahwa orang harus mengenali potensi pengaruh situasi
yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada
maksud pembelian. Walaupun kerap diharpkan bahwa efek seperti ini akan
cenderung diseimbangkan ( yaitu, jumlah pelanggan yang hilang karena pengaruh
situasi yang tak terduga akan diimbangi oleh jumlah yang didapat kerena alasan
yang sama ), kenyataannya mungkin tidak demikian.
BAB III
Kesimpulan
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang
nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya believer. Hal ini
menunjukkan bahwa situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen
untuk membeli sesuatu. Perilaku pembelian semakin komplek yang mana seringkali
konsumen membeli produk tidak sebagai rutinitas melainkan sebagai pembelian
berdasarkan situasi yang diinginkan. Dalam hal ini, faktor situasi mempengaruhi
pembelian konsumen terhadap kategori produk tertentu. Maka tidak mengherankan,
jika kini perkembangan retail store berusaha untuk menarik
minat beli konsumen. Perusahaan berusaha menarik minat beli konsumen dengan
mendesain atmosfer toko sehingga dapat merangsang perilaku pembelian, khususnya
yang mengarah pada situasiunpurchase, yaitu situasi pembelian yang
tidak direncanakan sebelumnya oleh konsumen.
Situasi juga merupakan
keseluruhan faktor pada suatu waktu dan tempat tertentu dari pengamatan yang
tidak berasal dari pengetahuan personal (intra-individuI
dan atribut rangsangan (pilihan alternatif), serta mempunyai pengaruh yang
terlihat dan sistematis terhadap perilaku saat ini. Selain itu, pengaruh
situasi juga bisa berpengaruh pada kondisi sementara atau setting yang
terjadi dalam lingkungan pada waktu dan tempat tertentu.
Sumber : http://rikkigonners.blogspot.com/
http://artebatcell.blogspot.com/2013/09/makalah-pengaruh-situasi-dalam-prilaku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar